Senin, 05 Januari 2015

Hasil Studi, Remaja Amerika Kurang Tidur. Mengapa ? Bagaimana Dengan Remaja Indonesia ?


Jika ditengok di Indonesia, golongan usia yang mengalami masalah kurang tidur, biasanya mayoritas orang dewasa. Sebab orang dewasa-lah yang biasanya lebih suka dan lebih sering begadang. 
Sebab jika anak-anak muda, atau remaja begadang pasti dimarahi oleh orang tuanya. 
Kecuali pada hari minggu mungkin. Itupun masih dibatasi jam- malamnya. 
Bahkan karena seringnya para orang dewasa ini begadang, dulu Bang Haji Rhoma sampai pernah membuat lagu tentang begadang ini. Ada filmnya lagi. 

Namun fakta yang berkebalikan justru terjadi di Amerika. 
Para anak-anak muda, remaja Amerika dilaporkan mengalami masalah kurang tidur gara-gara terlalu banyak begadang. 
Mungkin anda mengira jika remaja Amerika begadang gara-gara kepincut dengan kehidupan malamnya. Soalnya tahu sendiri, kehidupan malam di Amerika tidak pernah mati dan begitu “ngeri”. 
Tapi faktanya tidak seperti itu, para remaja Amerika mengalami kurang tidur karena terlalu sering banyak begadang, justru gara-gara teknologi, teknologi komunikasi tepatnya. 
Kok bisa ? 

Ada sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari National Sleep Foundation yang mengamati tentang masalah tidur para remaja Amerika ini. 
Dari studi ini didapatkan bahwa hampir setengah dari remaja yang berusia antara 13-19 tahun justru menggunakan internet di setiap malamnya pada jam-jam dimana seharusnya mereka tidur. 
Disebutkan, sebanyak 36% dari remaja bermain game video dan 18% nya terbangun gara-gara adanya surel (email), telepon atau pesan pendek di telepon genggam mereka. 

Dalam kajian tersebut ditemukan bahwa kalangan remaja kedapatan paling banyak mengoperasikan teknologi terbaru dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. 
Namun karena hal itu pula, para remaja Amerika ini mengalami masalah kurang tidur. 
Padahal sebagaimana penelitian para pakar yang lainnya, menyatakan bahwa kekurangan tidur akan bisa menimbulkan beberapa gangguan kesehatan yang serius. 
Bahkan pada penelitian lainnya dinyatakan bahwa kurang tidur juga bisa menyebabkan penurunan kecerdasan dan kemampuan otak. 
Bisa dilihat dibawah ini : 

Dr Emsellem yang merupakan seorang spesialias juga memberikan pernyataan yang serupa. 
Bahwa masalah kurang tidur yang disebabkan oleh teknologi memang dapat menimbulkan gangguan kesehatan jangka panjang bagi para remaja. 
"Kami yakin terdapat interaksi yang besar antara tidur yang kurang dengan berat badan. Mereka menjadi kegemukan ketika masa kanak-kanak sehingga menimbulkan ancaman tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung ketika mereka dewasa," jelas Dr Emsellem. 
Namun juga dinyatakan, remaja ( Amerika ) masa kini adalah generasi yang ( memang ) lahir di tengah dunia yang didominasi dengan teknologi komunikasi. 
Dan mereka ( memang ) merasa berhak untuk menggunakannya. 

Menurut National Sleep Foundation, para remaja ini sebenarnya termasuk kelompok usia yang sulit tidur di Amerika. Dan mereka juga termasuk kelompok yang sulit mematikan teknologi komunikasi yang mereka gunakan. 
Dengan fenomena seperti ini, mungkin ada baiknya mulai memperhatikan kebiasaan para remaja di Indonesia. Sebab nampaknya, fenomena seperti ini juga sudah mulai banyak di temukan pada remaja kita. Sepertinya mereka sudah tidak bisa lepas dari gadgetnya. 
Bahkan tidurpun, gadgetnya tetap “dikelonin”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar