Kamis, 08 Januari 2015

Bagaimana Caranya Agar Anak Mau Diajak Ngobrol Dan Mengungkapkan Perasaannya ?


Bagi kebanyakan orang, ngobrol, tidak perlu dipelajari dan mempelajari. 
Bahkan ada beberapa orang tertentu yang hobinya memang ngobrol alias ngerumpi. 
Namun jika yang diajak ngobrol adalah anak-anak, lain ceritanya. Anak kecil terkadang sulit untuk bisa diajak ngobrol dengan enak dan mau mengungkapkan perasaaannya. 
Dan ini bisa terjadi pada anak-anak anda sendiri. 

Anak-anak tiba-tiba “macet” untuk diajak ngobrol atau memang mungkin “tidak terlalu suka” ngobrol dengan orang tua. 
Padahal bagi sebuah keluarga acara ngobrol bersama merupakan salah sarana yang teramat penting untuk dapat saling mendekatkan diri dan merupakan salah satu cara untuk mempererat ikatan emosional antara orang tua dan anak. 

agar anak mau diajak ngobrol

Karena itulah agar anak-anak ( anda ) mau diajak ngobrol dengan enak dan mau juga mengungkapkan perasaannya, Gail Heyman PhD memberikan tip-tipnya seperti yang di bawah ini. Gail Heyman PhD sendiri merupakan seorang psikologi dari University of California at San Diego. 

Menurut Gail Heyman PhD, para otrang tua harus “jeli” pada saat berkomunikasi dengan anak. Sebab terkadang ketika anak ditanya tentang bagaimana menjalani harinya, mereka tiba-tiba terasa susah untuk mengungkapkan atau mulai berbagi tentang pengalamannya lewat cara bercerita. 
Karena itu Heyman menyarankan, agar para orang tua sebaiknya bertanya tentang aktivitas yang spesifik yang telah dijalani anak. 
Biasanya, dengan cara seperti ini, ingatan anak akan terstimulasi, dan obrolan dengan anak pun akan mulai mengalir. 

“Hal yang lebih penting dari mempererat ikatan kognitif adalah mempererat ikatan emosional," kata Heyman. Kata Heyman lebih lanjut, sebagai orang tua, sebaiknya tidak mengajukan pertanyaan yang bisa dijawab dengan jawaban tertentu oleh anak. 
Sebab ketika para orang tua mengajukan pertanyaan dengan cara ini, anak biasanya menghindari untuk menyatakan apa yang dipikirkannya. 
"Sebab, anak tidak sepenuhnya percaya orang tuanya tuanya akan tertarik dengan pendapatnya. 
Selain itu, bisa juga anak tidak ingin mengambil risiko dimarahi karena memberikan jawaban yang salah," jelas Heyman. 

Dan untuk menghindari terjadinya respon yang negatif dari anak saat mengajak ngobrol, para orang tua bisa mencoba mengangkat tema pembicaraan tentang hal yang membuat anak tidak merasa dihakimi. 
Selain itu, harus digunakan pula bahasa lisan dan bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa orang tua memang benar-benar tertarik dengan pandangan anak. 
"Tunjukkan juga bahwa Anda sadar Anda tidak sepenuhnya benar dan Anda bersedia menjadi sahabat dan orang yang bisa dipercaya anak dalam menggulirkan obrolan," kata Heyman.

 Itulah beberapa cara agar anak mau diajak ngobrol dan mengungkapkan perasaannya
Tinggal bagaimana para orang tua mempraktekkannya. 
Lihat juga : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar