Senin, 05 Januari 2015

5 Hal Yang Harus Dihindari Ketika Bertengkar Dengan Pasangan


Dalam kehidupan rumah tangga sebuah pertengkaran memang sudah lumrah dan jamak terjadi. Bahkan mengarungi bahtera rumah tangga tanpa diwarnai dengan pertengkaran-pertengakaran kecil, konon, ibaratanya bagaikan sayur tanpa garam. Terasa hambar dan kurang sedap. 

Namun hal ini bukan berarti menjadi sebuah “pengesahaan” sehingga malah setiap hari bertengkar. 
Sedikit sedikit bertengkar. ( Bertengkar kok sedikit ). 
Atau ketika bertengkar dilakukan secara “habis-habisan”. 
Begitu hebat. Sehingga malah mengancam keberlangsungan bahtera rumah tangga. 

Bahwa seseorang pasti dalam keadaan emosi, itu wajar. 
Namun agar sebuah pertengkaran tidak meledak begitu hebat dan terus berlanjut, meski saat bertengkarpun masing-masing pasangan hendaknya bisa menahan diri. 
Sebab bagaimanapun juga, yang namanya manusia, pasti ada titik batas kesabarannya. 

Agar sebuah pertengkaran dalam rumah tangga tidak meledak dan berlarut, serta mudah-mudahan hanya menjadi satu bumbu penyedap saja, dalam bertengkar-pun ada kaidahnya. 
Yang secara ringkas, kaidah-kaidah bertengkar yang baik ( ..lho..bertengkar kok baik ) atau cara bertengkar yang sehat, dapat diringkas dalam 5 Hal Yang Harus Dihindari Ketika Bertengkar Dengan Pasangan yang berikut ini : 

1. Tidak menyela pembicaraan pasangan 
Ketika satu pasangan sampai bertengkar, salah satu artinya adalah bahwa pasangan ingin menyampaikan sesuatu yang selama ini dianggap kurang atau tidak diperhatikan. 
Dan harus terpaksa diledakkan dalam sebuah pertengkaran. 
Karena itu usahakan jangan menyela pembicaraan pasangan. Sehingga ia merasa didengarkan, dihargai dan tersampaikan uneg-unegnya. 
Patut diingat, bahwa manusia dikarunia 1 mulut tetapi 2 telinga. Itu artinya seharusnya lebih banyak mendengarkan daripada ngomong. 

2. Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menjatuhkan harga diri 
Ketika emosi memuncak, rasanya memang ingin mengeluarkan semua kata-kata, termasuk kata-kata yang menyakitkan hati (…biar tahu rasa….pikirnya ). 
Namun ketika anda mengucapkan kata-kata yang menjatuhkan harga diri ( meskipun itu sesuai sifatnya ) bukannya membaik sebuah pertengkaran biasanya malah makin menghebat. 
Dan seumpama pasangan diam, bisa jadi ucapan anda membekas di hati dan butuh waktu lama untuk menghilangkannya. 
Jika memang mau mengkritik, sebaiknya tunjukkan kritik pada perilakunya, bukan pada sifat dan karakternya. 

3. Hindari keinginan mau menang sendiri Manusia memang memiliki ego. 
Dan ego tersebut biasanya tampak menonjol ketika bertengkar. Namun ketika masing-masing pasangan menonjolkan egonya, dijamin pertengkaran tidak akan selesai. 
Mengalah itu belum berarti kalah. 
Ketika dengan mengalah justru bisa mempercepat menyelesaikan masalah, justru pasangan akhirnya akan menyadari dan menyesal di kemudian hari. 
Terkecuali jika yang memang benar-benar principal. Yang terbaik adalah mengggunakan prinsip win-win solution alias menyelesaikan persoalan tanpa ada yang merasa dirugikan ataupun disalahkan. 
Menyelesaikan masalah tanpa masalah. 

4. Jangan bersikap tertutup 
Ketika pasangan bertengkar, intinya butuh mengurai benang yang kusut. Sehingga permasalah perlu ditelusur satu demi satu. 
Ketika anda tertutup, maka pintu penyelesaian akan macet bahkan buntu. 
Akan lebih baik jika menyampaikan apa yang dirasakan secara terbuka. 
Namun cobalah sampaikan dengan suara dan nada yang halus. 
Bersikap tertutup dan memendam perasaan pada akhirnya juga akan merugikan, sebab bisa tress nantinya. 

5.Jangan melakukan tidakan fisik 
Memang terkadang ada satu titik dimana seseorang sangat sukar untuk menahan diri. Terutama ketika pasangan bertengkar orangnya bersikap ngeyel dan menantang. 
Namun apapun kondisinya, sebaiknya jangan melakukan tindakan fisik. 
Sebuah tindakan fisik atau kekerasan misalnya menampar atau memukul, selalu akan meninggalkan trauma yang sangat lama. 

Lihat juga : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar