Rabu, 20 Agustus 2014

Benarkah Buku Komik Why Pubertas Malah Membantu Orang Tua ?


Beberapa waktu lalu media sempat dihebohkan dengan adanya sebuah buku komik anak yang berjudul Why Puberty ( Why seri Pubertas ). 

Buku tersebut dianggap meresahkan- terutama para orang tua-, sebab buku yang seharusnya menjadi konsumsi anak-anak tersebut dianggap sebagai memuat cerita tentang kisah cinta sesama jenis dan transgender.
Dan dalam buku kartun tersebut, juga dimuat gambar dan percakapan yang mengarah pada cinta sesama jenis. 

Para orangtua mempertanyakan tentang peredaran buku komik yang diterbitkan oleh Elek Media tersebut , yang ternyata bahkan sudah ada sejak April 2012. 
Dari beberapa tweet para pengguna Twitter dan atau media sosial lainnya, tertangkap, banyak orangtua yang merasa resah karena beredarnya buku ensiklopedia tersebut. 
Karena itulah kebanyakan dari mereka mendesak agar buku yang telah beredar luas di toko-toko buku itu segera ditarik dari peredaran. 

M. Nuh sebagai Menteri Pendidikan Nasional, juga turut bereaksi. 
Menurutnya, meski buku itu diluar pengawasan resmi Kementerian Pendidikan karena bukan merupakan buku pelajaran, ia menyayangkan akan isi buku tersebut dan berjanji akan menegur pihak penerbitnya. 

Banyaknya desakan dari masyarakat tampaknya juga didengar oleh manajemen toko buku. 
Itulah sebabnya beberapa hari kemudian, buku edisi Why seri Pubertas sudah sudah sangat sulit ditemui di rak-rak penjualan toko buku. 
Pihak toko menyatakan bahwa pihak penerbit telah menginstruksikan kepada semua toko buku yang menjual seri buku Why Puberty tersebut agar ditarik dari peredaran. 

Namun “anehnya” tanggapan yang berbeda justru dating dari pernyataan General Manager Elex Media. 

General Manager Elex Media, Ari Subagijo malah menyatakan bahwa buku Why Pubertas ini justru akan membantu para orang tua untuk menjawab pertanyaan anak-anak tentang cinta sesama jenis yang dinilai sering membuat orang tua bingung. 

Dia juga menjelaskan, buku ini diadopsi dari komik asal Korea dan sudah melewati proses editorial. 
Buku ini berkonsep untuk membantu orang tua saat mengajari para anak yang mengalami massa pubertas. 
"Buku WHY series ini memang kita lihat konsepnya bagus, sangat memudahkan orang tua membaca bersama anak-anaknya. Apa ini? beranjak dari kesulitan orang tua dan remaja yang mereka mengalami perubahan puber. Banyak orang tua merasa kesulitan pertanyaan anak-anak ini," ujar Ari saat bertemu dengan Ketua Yayasan Selamatkan Anak Bangsa, Fahira Idris di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta. 

Dia juga mengungkapkan bahwa buku Why Pubertas tersebut dibuat juga berdasarkan pertanyaan-pertanyaan anak seusianya. Karena itu, dia yakin buku ini bisa sangat membantu para orang tua, termasuk pertanyaan soal cinta sesama jenis yang terjadi di lingkungan anak.
"Ada anak wanita yang pegangan tangan bareng diledekin teman-temannnya wei lesbi itu terjadi, anak saya tanya kok gitu pak? Kemudian pertanyaan kedua ketika mereka begitu (lesbi/homo) apa sakit jiwa? Apa aids itu homo atau homo itu AIDS? Itu pertanyaan, beberapa orang tua tidak mudah menjawab dan menjelaskan ini, menurut kami buku ini baik," jelasnya. 

Ari juga keberatan jika buku tersebut dinilai provokatif dan bersifat propagandis dan dilihat hanya pada bagian cinta sesama jenis saja. Karena, menurutnya, jika buku ini dibaca menyeluruh, maka akan saling berkaitan dan tidaknya bicara tentang cinta sesama jenis saja. 
 "Pada saat ini ditampilkan di Twitter, satu frame dengan frame halaman 147. Ketika kita menangkap dua frame ini saja, saya khawatir akan jadi salah persepsi, karena ini menjawab pertanyaan anak di gambar sebelumnya," tutur dia. 
 "Di sini diceritakan ada artis transgender, pertanyaannya kalau transgender pasti homo, kemudian orang tua menjelaskan, transgender dua hal berbeda, karena ketidakcocokan antara fisik dan jiwanya itu diceritakan," imbuhnya. 

 Namun melihat reaksi masyarakat – yang sebagian besar orang tua – yang begitu khawatir, bahkan sampai pada Menteri Pendidikan, pertanyaannya adalah : apakah buku kisah cinta sesama jenis ( homo ) ini memang benar membantu orang tua ? 
Kok sepertinya para orang tua tidak merasa terbantu dengan buku itu ? 
Aneh bukan ? 
buku why pubertas

Simak juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar