Rabu, 11 Juni 2014

Rahasia Srikandi Sang Prajurit Wanita Perkasa. Waria ?


Bila mengikuti film cerita epos Mahabarata yang sedang ditayangkan setiap hari secara bersambung di salah satu televisi swasta, anda mungkin merasa penasaran dengan salah satu tokoh wanita yang muncul di Kerajaan Pancala. 

Dalam film Mahabarata tersebut, tokoh wanita yang terlihat “sangar” dan perkasa ( jago bela diri ), Srikandi namanya. 
Siapa Srikandi ? 

Srikandi sebenarnya merupakan adaptasi dalam bahasa Indonesia. 

Nama aslinya dalam bahasa Sansekerta adalah Śikhaṇḍin. Sedangkan bentuk femininnya ( wanita ) adalah Śikhaṇḍinī. Jika ditafsirkan secara harfiah, Śikhandin atau Śikhandini memiliki arti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul". 
( Catatan : dari ini sebenarnya menyimpan petunjuk menarik tentang bias gender dari Srikandi ).
Baik dalam kisah Mahabarat versi India maupun Mahabarata versi Jawa, asal-usul Srikandi sama-sama dikisahkan merupakan anak dari Drupada, Raja Pancala. 

Yang berbeda antara Mahabarata versi India dan Jawa adalah, pada Mahabarata versi Jawa, Srikandi ini nantinya dikisahkan akan menjadi suami Arjuna, yang juga menjadi gurunya. 
Dan dalam kisah Mahabarata Jawa, Arjuna sering digambarkan mempunyai bias gender juga, meski merupakan seorang perkasa, penampilannya adalah sebagai sosok banci. 
Lihat juga : 

siapa srikandiApa yang dimaksud dengan bias gender Srikandi ? 

Dalam kitab Mahabharata diceritakan, Srikandi adalah salah satu putri Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala. 
Srikandi memang terlahir sebagai seorang wanita. 
Namun karena adanya sabda dewa, Srikandi diasuh sebagai seorang pria, bahkan kadangkala berjenis kelamin netral (waria). 
Pada kisah Mahabarata juga digambarkan, Raja Drupada juga tahu jika Srikandi nantinya akan menjadi penyebab kematian Bisa. Namun Drupada takut menjadi musuh Bisma sehingga ia mengusir Srikandi. 

Dalam pengusirannya, dii tengah hutan, Srikandi berdoa dan berganti jenis kelamin menjadi laki-laki. Pada versi lainnya, Srikandi kabur dari Kerajaan Panchala. 
Ia kemudian bertemu dengan seorang yaksa ( pria ) dan kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. 

Dalam kisah pewayangan versi Jawa, ( Dewi ) Srikandi juga digambarkan sebagai seorang wanita yang sangat menyukai olah keprajuritan dan sangat mahir meggunakan senjata panah. 
Ilmunya diperoleh dari Arjuna, yang menjadi gurunya juga suaminya. 
Namun perkawinan Srikandi dengan Arjuna tidak mendapatkan keturunan ( Arjuna banci, Srikandi waria ? ). 

Srikandi juga digambarkan sebagai prajurit wanita perkasa. 
Ia menjadi penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara. Bahkan ketika perang Bharatayuddha telah pecah, Srikandi juga bertindak sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta. 
Lihat juga :

Apa kehebatan Srikandi ? 

Srikandi diceritakan sebagai seorang anak yang terlahir dari penitisan ( reinkarnasi ) dari Dewi Amba, yang telah bersumpah akan menjadi penyebab kematian dari Bisma. Sebab Dewi Amba merasa harga dirinya terinjak-injak, terhina dan disia-siakan oleh Bisma, putra Gangga, akibat sebuah sayembara. 
Itulah sebabnya, Srikandi digambarkan tidak akan bisa mati sebelum ia berhasil membunuh Resi Bisma. 

Selain mahir dalam olah senjata dan keparjuritan, untuk bisa mengalahkan Resi Bisma yang sakti mandraguna, tidaklah cukup. 
Sebab diceritakan jika Bisma tidak bisa mati jika ia belum menghendaki kematiannya sendiri. Oleh sebab itu Amba meninggalkan puspamala pemberian Dewa Subramanya, yang mana saat memberikan pada Amba, bersabda bahwa orang yang bersedia memakainya akan menjadi pembunuh Bisma. 

Di kala Srikandi masih muda, secara tidak sengaja ia mendapati sebuah puspamala tergantung di atas gerbang istananya. Ia pun mengalungkan puspamala tersebut di lehernya. 
Dan ketika Baratayuda telah pecah, setelah Srikandi menjadi seopati perang menggantikan Resi Seta, tiba saatnya Srikandi berhadap-hadapan dengan Bisma. 

Namun Bisma tidak mau bertempur, sebab ia tidak mau berhadapan dengan wanita, dan ia pun tahu jika Srikandi adalah penitisan Amba yang menghendaki menjadi penyebab kematiannya. 
Bisma kemudian malah membuang senjatanya. 
Arjuna yang memang bersembunyi di belakang Srikandi lalu menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Dan hanya berkat bantuan Srikandi, Arjuna baru dapat memberikan serangan terakhir pada Bisma, sebab Bisma memang sebenarnya tidak terkalahkan sampai akhir. 
Itu adalah versi India. 

Sedang dalam versi Jawa saat berhadap-hadapan dengan Bisma, Srikandi lalu melepaskan senjata panah Hrusangkali, yang akhirnya dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar