Senin, 01 Desember 2014

Memprihatinkan, Penderita HIV/AIDS Pada Ibu dan Anak Meningkat, Di Kudus Sampai 100 Persen


Akhir-akhir ini jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatan yang significan dan sangat memprihatinkan. 
Sebagai contoh, kasus penderita HIV/AIDS di kota Kudus untuk tahun ini tercatat mengalami peningkatan sampai sebesar 100 %. 
Sebuah angka yang sangat fantastis untuk kota “sekecil” Kudus yang bahkan selama ini dikenal sebagai basis “kota santri”. 
Dan ironisnya, jumlah penderita yang terbanyak justru dialami oleh para ibu rumah tangga dan anak-anak. 

Selama ini umumnya dianggap bahwa terjadinya kasus HIV/Aids lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki perilaku s3ksual yang berisiko. Seperti para pengguna narkoba suntik dan atau orang yang melakukan hubungan s3ks tidak aman. 

Namun anggapan tersebut ternyata malah tidak tepat. 
Sebab ada kecenderungan terjadinya peningkatan penderita HIV/AIDS justru di kalangan para ibu rumah tangga. Bahkan menurut catatan, dalam kurun waktu terakhir ini, penularan HIV/Aids di kalangan ibu rumah tangga di Indonesia cenderung meningkat, lebih tinggi dari pada pekerja seks komersial, PSK. 

Menurut para pakar Kesehatan, terjadinya peningkatan kasus pada kelompok yang sebenarnya berperilaku tidak berisiko ini akibat dampak dari perilaku ( seksual ) yang tidak aman oleh laki-laki. 
Para ibu rumah tangga dan anak-anak justru menjadi “Korban ", tertular karena perilaku dari suami dan ayahnya. 
Yang lebih memprihatinkan, data jumlah pengidap HIV/AIDS yang sebenarnya diperkirakan lebih tinggi dari pada data yang dimiliki oleh Kementerian kesehatan. 
Dan ketika seorang ibu positif mengidap HIV/Aids maka kemungkinan akan menularkan ke bayinya juga akan meningkat. 

Menurut para pakar kesehatan ( terutama dari barat ), salah satu cara yang paling sederhana untuk melindungi terhadap penularan HIV/AIDS adalah dengan menggunakan kondom. 
Namun cara yang diajurkan ini sebenarnya sangat tidak “pas”. 
Cara yang paling aman agar terhindar dari penularan HIV/AIDS adalah dengan melakukan hubungan yang aman, tidak jajan sembarangan. 

Sedangkan upaya -upaya pencegahan yang dapat dilakukan terhadap ibu hamil yang positif menderita HIV/AIDS adalah dengan pemberian ARV, dan melakukan persalinan yang aman dengan operasi pembedahan ( Operasi Caesar ) dan tidak menyusui bayi. 
Itupun, masih ada kemungkinan terjadinya penularan virus HIV/AIDS dari ibu ke bayi dengan tingkat 5% walau risiko penularan jauh lebih besar jika tidak diikuti dengan upaya pencegahan. 

Karena itu, satu-satunya cara yang paling aman agar tidak terkena penularan virus HIV/AIDS adalah tetap melakukan hubungan yang aman, dan jangan jajan sembarangan. 
Lihat juga : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar