Rabu, 21 Mei 2014

Ibu Wajib Tahu. Bahaya Penggunaan MSG Sebagai Bumbu Penyedap Masakan


Sampai dewasa ini sebagian masyarakat masih agak bingung, apakah sih sebenarnya bahaya penggunaan MSG sebagai bumbu penyedap masakan ? Sedangkan sudah begitu lama diketahui jika MSG dapat menjadikan masakan terasa lebih sedap.
Sebagian besar masyarakat memang sudah mulai meninggalkan pemakaian MSG ini dalam kegiatan masak memasak sehari-hari. Namun tidak sedikit pula yang masih setia menggunakannya. 
Ini bisa jadi, dikarenakan sejarah panjang perjalanan MSG di Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia sudah “terlanjur cinta” pada MSG ini. 
Dan hal ini, mungkin tidak terlepas pula dengan adanya keputusan Menteri Kesehatan RI di tahun 1987. Tepatnya SK Menteri Kesehatan Nomor 192. 
Isinya : sebagai salah satu terobosan penanggulangan luasnya prevalansi kekurangan vitamin A, khususnya pada anak Balita, maka MSG ditetapkan sebagai wahan tumpangan bagi suplemen vitamin A. 

Jadi, MSG memang seperti “dilembagakan” untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. 
Sehingga para ahli kesehatan ( yang kontra dengan MSG ) sempat kebakaran jenggot waktu itu, sebab mempertimbangkan bahaya dari MSG

Tapi, apa sih sebenarnya bahaya penggunaan MSG untuk bumbu penyedap masakan ? 

Dari data yang didapat, ada beberapa bahaya mengkonsumsi MSG ini, antara lain : 

Mabuk MSG 
Ketika seseorang menyantap makanan yang mengandung MSG sangat berpotensi mengalami mabuk MSG atau yang lebih dikenal dengan Sindrom Masakan Cina atau Chinese Restaurant Syndrom ( CRS ), sebab yang paling getol menggunakan MSG waktu adalah memang restoran-restoran masakan Cina.’ 
Gejalanya : biasanya muncul 3 – 35 meit setelah menyantap makanan. Punggung, tengkuk, rahang panas dan leher bagian bawah kesemutan. Lama-lama semua bagian terasa panas seprti digigiti semut api. Wajah berkeringat, sesak dan pusing tujuh keliling. 
Dan jika sudah dalam kondisi parah, perut akan menjadi mual-mual.

Merangsang tumbuhnya kanker dan kelainan fisiologis 
Ini dapat dikarenakan hasil penguraian MSG pada suhu tinggi akan menghasilkan Amino Metil Dipiridoimidozol ( Glu-P-2) dan Amino Dipiridoimidozol ( Glu-P-2 ) yang merupakan bahan karsinogen dan mutagen. 

MSG dapat menyebabkan cacat janin dan bayi 
MSG juga merusak perkembangan fisik janin dan atau merusak perkembangan sel yang masih muda. Terutama pada konsumsi MSG dosis tinggi. 

MSG dapat menjadikan sel tubuh lumpuh 
MSG dapat mengakibatkan kelumpuhan sel otak, terutama pada orang yang memang telah mengalami cedera otak ataupun orang yang mengalmi cedera stroke, terbentur atau penyakit syaraf. 
Menumpuknya konsentrasi Natrium dalam ruang antar sel akibat tingginya konsumsi MSG membuat cairan tersedot keluar. 
Proses ini akan berlangsung terus sampai tekanan osmotic cairan di dalam dan di luar sel seimbang. Jika ekspansi ini berlangsung drastis, konsentrasi sel akan menjadi sangat tinggi. 
Akibatnya, jaringan sel akan mati fungsi, dan kelumpuhan tidak bisa dihindari. 

Jika demikian berapa batas aman penggunaan MSG atau berapakah dosis MSG yang masih diijinkan

Joint Expert Committee On Food Additives ( JECFA ), komisi penasehat WHO untuk masalah bahan additive makanan menetapkan ambang batas aman konsumsi MSG adalah 120 mk/kg berat badan per hari.  
Artinya, sebagai misal, jika berat badan seseorang adalah 50 kg, maka ia tidak boleh mengkonsumsi MSG tidak lebih dari hanya 6 gram ( kurang lebih 2 sendok teh ) per harinya. 

Tetapi bagaimana dengan masyarakat di Indonesia ? 

Sedangkan pada dasarnya asam amino dari MSG ini bisa disintesis sendir oleh tubuh manusia. Sehingga seseorang tidak perlu khawatir kekurangan zat ini. 
Lagian tentang peran MSG dalam menyedapkan masakan juga sering menjadi bahan bahasan yang masih simpang siur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar