Sabtu, 10 Mei 2014

5 Hal Yang Bisa Menjadi Musuh Diri Sendiri dan Cara Mengatasinya


Barangkali karena inilah tidak bisa mencapai target kehidupan dan kesuksesan kita. Karena penyebabnya ternyata datangnya justru dari diri sendiri. Sebab karena kita memusuhi diri kita sendiri

Kita, saya, anda mungkin akan menyangkalnya. Mana mungkin diri kita memusuhi diri kita sendiri. Namun kenyataannya memang demikian. 
Kita, semua orang, pada keadaan-keadaan tertentu – bahkan sering kali memusuhi diri kita sendiri
Dan ketika kita melakukan hal ini, maka berarti kita menghalangi langkah menuju kesuksesan kita. 

Tapi apa maksud sebenarnya ? dan jika “iya” bagaimana cara mengatasinya ? 
Para psikolog telah menginventarisasi 5 hal yang bisa menjadi musuh diri sendiri dan cara mengatasinya : 

Penyangkalan 
Siapa yang tidak pernah melakukan penyangkalan ? 
Ada saatnya semua orang terkadang ingin lari dari realita. Entah itu realita yang terberat ataupun realita yang sepele dan sederhana. 
Sebagai contoh sederhana. 

Anda sangat sadar bahwa anda sedang menjalani program diet. Dan “junk food” merupakan larangan yang dilarang untuk anda. Namun karena bosan dan jenuh dengan makanan yang anda makan suatu saat anda “nekat” untuk tetap mengkonsumsi junk food ini. 
Dan untuk menghibur diri anda menyangkal, “toh, hanya sekali saja. Tidak akan berdampak besar bagi program diet anda”. 
Ketika melakukan hal ini pada hakekatnya telah membohongi dan memusuhi diri sendiri
Dan jika dibiarkan dan dibiasakan akan berimbas pada hal yang lebih besar lagi. 

Cara terbaik untuk mengatasi rasa ingin mengkonsumsi junk food akan lebih baik jika dialihkan ke hal lainnya. Jogging kecil misalnya. 

Berfikiran buruk 
Setiap orang pasti pernah dihantui oleh pikiran buruk.
Sedangkan berprasangka dan berfikir buruk bisa merusak diri sendiri. Dan banyak waktu terbuang tanpa menemukan solusi permasalahan. 
Dan yang lebih parah, berdasar penelitian berprasangka dan berfikir buruk bisa mendatangkan depresi dan rasa gelisah berkepanjangan. 
Adalah lebih baik jika menuliskan tentang semua hal yang dikhawatirkan digelisahkan menjadi sebuah daftar catatan. 
Dan ketika situasi sudah nyaman, mulai menganalisa dan menyelesaikan semua masalah yang dipikirkan dengan hati dan pikiran yang lebih jernih. 
Dan bahkan seandainya ternyata tidak bisa menyelesaikannya sendiri, kita bisa dengan mudah “menyodorkan” – untuk meminta bantuan kepada orang lain yang dipercaya. 

 ● Cemburu 
Orang bilang, cemburu adalah tanda cinta. Namun ingat cemburu juga ada batasnya. 
Sebab jika rasa cemburu sudah terlalu mengikat maka kita akan kehilangan nalar dan akal sehat. Wajar saja, jika hal ini dapat merusak diri kita sendiri. 
Saat cemburu orang akan merasa galau memikirkan pada hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan. 
Memang bukan perkara yang mudah untuk mengatasi rasa cemburu. 
Namun yang terbaik adalah mulai mengubah sikap ini. 
Usahakan lebih fokus pada permasalahan yang dihadapi dan usahakan mengatasi rasa galau anda.
Untuk sementara utamakan nalar dan rasio anda. 
Jika terlalu berat, “letakkan” sementara. Atau anda bisa meminta bantuan orang lain untuk mengatasinya. 

Takut respon dan kritik 
Sebagian besar orang sangat takut pada respon yang bersifat mengkritik. Bahkan pada beberapa orang, sebuah kritik bisa menyebabkan marah besar.
Sedangkan kritik belum tentu negatif. Selalu ada segi positif di dalamnya. 
Ketika berada dalam situasi takut respon itu berarti kita menghalangi diri sendiri untuk bisa menuju ke hal yang lebih baik. Itu sama saja artinya memusuhi diri kita sendiri
Yang terbaik adalah mulailah bersikap membuka diri. Jangan alergi respon. 
Bahkan ketika mempunyai masalah personal ( dengan orang yang merespon ) akan lebih baik jika dibicarakjan secara personal pula. 
Selalu ingatlah, dibalik sebuah kritikan selalu terselip hal yang positif. 

Suka menunda-nunda 
Ini adalah musuh diri sendiri yang tidak kentara
Diri seorang manusia selalu punya seribu alasan untuk menunda pekerjaan ( yang seharusnya segera diselesaikan ). 
Jika suka menunda-nunda hasilnya sudah sangat jelas. Semua hal akan menumpuk. 
Dan jika itu pekerjaan, maka berarti akan menghambat karir kita. 
Sebaiknya diingat dan ditanamkan, perjalanan waktu tidak akan pernah berputar kembali. Sedikit sedikit lama-lama menjadi bukit. 
Ini berlaku untuk saat anda menunda pekerjaan ataupun mengerjakannya. Saat anda tunda pekerjaan anda akan menumpuk. 
Saat anda kerjakan ( meski sedikit saja ) dengan tidak terasa anda telah menyelesaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar