Jumat, 28 Maret 2014

Rahasia Kentang Goreng Renyah Dan Bahaya Yang Tersembunyi Padanya


Pernahkan anda mencoba untuk membuat kentang goreng yang begitu renyah seperti renyahnya kentang goreng yang anda beli dari restoran cepat saji ? ( Seperti yang saya coba ) 
Dan hasilnya …..? Gagal ???............( sama ). 

Sudah tahukah anda rahasia kentang goreng yang renyah ini ? 

Kentang goreng yang renyah, disamping lebih menarik dari segi tampilan ( dibanding dengan kentang goreng yang “lemes” ), juga lebih sedap, lebih “kresszh” saat dinikmati. 
Sehingga tidak hanya anak-anak, para orang tua juga begitu menyukainya. 
Itulah sebabnya kentang goreng renyah menjadi salah satu menu andalan di berbagai restoran cepat saji. 
Dan tentang restoran cepat saji ada sebuah pengalaman cukup menarik disini : JEBAKAN MEMBELI Di Restoran Cepat Saji. 

Tapi tahukah anda, jika ternyata kentang goreng renyah ini ibaratnya : “ nikmat membawa sengsara ?” 
Sebab ada bahaya tersembunyi padanya

Kentang goreng renyah jika dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang ternyata nikmatnya tidak sebanding dengan sengsaranya. 
Tapi… mengapa ?... Apa penyebabnya ? 

Ternyata, Rahasia cara membuat kentang goreng yang renyah tersebut bisa didapatkan karena proses memasak “deep frying” dan lemak trans yang terkandung dalam minyak goreng yang digunakan. 
Dan pada umumnya, restoran-restoran cepat saji, menggunakan proses memasak “deep frying “ ini. 

Proses deep frying adalah cara menggoreng dengan merendam bahan makanan dalam minyak yang banyak ( berlebih ) dengan suhu 165 ° C sampai dengan 190 ° C. 
Dengan cara menggoreng yang seperti itu maka kentang goreng yang dihasilkan memang begitu “kreszhh”. 

Masalahnya adalah, karena dipanaskan pada suhu yang begitu tinggi maka kandungan gizi di dalam bahan pangan menjadi rusak, dan minyak yang dipergunakan untuk menggoreng berubah menjadi lemak “trans”. Dimana dalam jangka panjang, lemak trans ini bisa menghambat pembuluh darah yang menyuplai jantung dan otak, sehingga bisa memicu timbulnya serangan penyakit jantung atau stroke. 

Selain pada makanan cepat saji, lemak trans juga banyak terdapat dalam margarin, dan juga dalam makanan yang melalui proses deep frying lainnya, seperti gorengan, keripik, ayam goreng bahkan donat. 
Mengingat efeknya, sebaiknya memang mengurangi mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak trans ini. 

Sebagai cara untuk menghindari lemak trans hal ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan, misalnya : 

- Tidak menggunakan minyak secara berulang untuk menggoreng ( Jawa : menggunakan “jlantah” ). 
- Hindari membeli produk makanan yang mencantumkan kata “ partially hydrogenated” dan “ shortening”. 
- Sebaiknya kurangi juga cara memasak bahan pangan dengan cara menggoreng. 
Pilih metode memasak makanan yang lebih sehat. 

Menggunakan lemak tidak jenuh yang berasal dari sumber nabati juga lebih baik jika dibanding dengan lemak jenuh yang berasal dari sumber hewani. 
Hanya sayangnya, semua jenis minyak akan menjadi lemak jenuh apabila dipanaskan secara berlebihan. 
Jadi sebaiknya, jika menggunakan minyak nabati ( misal minyak zaitun ) sebaiknya jangan digunakan untuk menggoreng, tetapi untuk “ dituang” pada bahan makanan. 
Lainnya, dapat dilakukan dengan cara menggoreng yang lebih aman yaitu dengan metode “stir frying”. 

Metode menggoreng stir frying dapat dilakukan dengan cara : 

- Bahan makanan dipotong kecil-kecil agar lebih cepat matang 
- Menggunakan hanya sedikit minyak goreng, cukup 2 sampai 3 sendok makan saja dan digunakan hanya sekali 
- Digoreng dengan cepat. 

Dengan menggoreng secara stir frying ini maka kandungan gizi, nutrisi dan vitamin dalam bahan pangan akan tetap terjaga. Dan yang terpenting, lebih aman dari bahaya lemak jenuh yang dapat berakibat pada serangan jantung dan stroke. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar