Kamis, 06 Maret 2014

Hati-Hati, Retina Penderita Mata Minus Tinggi Bisa Copot Dalam Proses Persalinan


Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi justru sebaliknya, ini merupakan sebuah peringatan bagi yang kebetulan mempunyai gangguan mata minus tinggi agar lebih berhati-hati ketika menghadapi proses persalinan bayinya.

Sebab yang sering ditemui dan terjadi adalah, masih banyak ibu-ibu – terutama calon ibu muda -yang kurang memperhatikan ( bahkan mengabaikan ), masalah gangguan mata minus ini dalam kaitannya dengan proses persalinan yang akan dijalaninya. 
Masih banyak anggapan ( atau kekurang tahuan ) bahwa gangguan pada mata tidak akan memberikan pengaruh sama sekali ketika mereka manjalani proses persalinan. 
Sehingga tidak memberikan informasi tentang gangguan mata yang diderita kepada dokter atau bidan bersalin yang menanganinya. 

Padahal informasi tentang hal ini sebenarnya sangat dibutuhkan. Sehingga pada beberapa kasus, akibat tidak adanya informasi akurat yang dibutuhkan, pada beberapa ibu yang menderita gangguan mata minus tinggi mengalami gangguan mata yang lebih parah lagi akibat menjalani proses persalinan bayinya ( secara normal ). 

Sebagaimana diketahui bersama, gangguan mata minus dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah dikarenakan kondisi panjang bola mata yang lebih panjang dari ukuran normal. 
Panjang ukuran normal bola mata adalah sekitar 24 mm. 

Pada orang-orang yang menderita gangguan mata minus tinggi – minus 6 dan keatas - umumnya ukuran panjang bola matanya lebih panjang dari ukuran normal ( lebih dari 24 mm). 
Akibat dari pemanjangan bola mata para penderita mata minus tinggi tersebut maka retina – yaitu bagian dari mata yang menjadi sensor penglihatan- akan tertarik pula, sehingga dapat menimbulkan penipisan retina

Karena terjadinya penipisan retina ini, pada saat sang ibu menjalani proses persalinan ( secara normal ) – pada kasus tertentu – mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya “ Ablatio Retina”. 
Atau bahasa mudahnya : copotnya retina

Hal ini disebabkan pada saat terjadi proses persalinan normal, anggota tubuh sang ibu akan mengalami pengejanan yang hebat, baik itu mulai pada Kala I ( pembukaan 1 ) dan seterusnya . 
Nah pada saat mengejan inilah akan terjadi peningkatan tekanan yang besar pada bola mata sehingga dapat menarik daerah retina yang sudah menipis tersebut. 
Dan ketika tekanan yang terjadi pada daerah retina ini makin hebat, maka pada beberapa kasus, retina mata dari sang ibu akan bisa copot atau mengalami Ablatio retina tadi. 

Untuk itulah apabila memang menderita gangguan mata minus – utamanya mata minus yang tinggi – seharusnya menginformasikan dan mengkonsultasikan hal ini kepada dokter ( bersalin ) yang menangani. Sehingga dokter bisa memberikan rujukan untuk melakukan penanganan awal ( jauh-jauh hari ) sebelum dilakukan proses persalinan, ke dokter spesialis mata. 

Dokter mata umumnya akan memeriksa seluruh area dari retina untuk mencari apakah ada daerah penipisan tersebut. Dan untuk mencegah terjadinya ablatio retina, dokter mata umumnya akan melakukan tindakan laser mata pada daerah penipisan retina tersebut agar proses penipisan dapat dihentikan dan area disekeliling retina yang sudah menipis diperkuat. 

Namun hal ini bisa dilakukan bila daerah penipisan retina tidak terlalu luas. Tetapi apabila daerah retina mata penipisannya sudah terlalu luas, maka biasanya akan disarankan untuk menjalani proses persalinan dengan cara bedah Cesar (Sectio Caesarea) untuk menghindari terjadinya resiko Ablatio retina ( copotnya retina ) ini. 

Catatan
Disamping proses persalinan operasi bedah Caesar ( Sectio Caesare ) – untuk ibu yang tidak mengalami gangguan mata minus – apabila menghendaki proses persalinan secara normal namun tidak mengalami rasa kesakitan yang hebat, masih ada cara yang lainnya, bisa dilihat disini : Cara Melahirkan Tanpa Terasa Sakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar