Minggu, 22 September 2013

Inilah Fakta Unik Yang Melatari Kemenangan Timnas U-19 Indonesia

Inilah Fakta Unik Yang Melatari Kemenangan Timnas U-19 Indonesia
Posting kali ini sebenarnya “off the topic” pada blog ini. Namun karena melihat gebyar, antusias dan semangat para pendukung Timnas Indonesia, akhirnya kepincut juga.

Seperti diketahui, pada akhirnya Timnas U19 para Garuda Muda melalui perjuangan keras pantang menyerah mampu mengkandaskan pasukan Timor Leste 2-0 tanpa balas pada babak Semi Final Piala AFF 2013 Jumat malam kemarin.

Ternyata kemenangan tersebut menyimpan banyak cerita menarik di belakangnya. Maka kali ini diangkat hal hal yang sangat unik dibalik kemenangan Timnas U19 Atas Timor Leste kemarin. Inilah Fakta Unik Yang Melatari Kemenangan Timnas U-19 Indonesia

Norio Tsukitate, pelatih Timor Leste mengaku salah menerapkan strategi 

Tidak seperti pelatih lainnya yang biasanya mengelak dan mencari kambing hitam ketika tim yang diasuhnya kalah, pelatih Timor Leste justru bersikap ksatria. Meski enggan membeberkan kesalahan stateginya ia tetap mengakui kesalahannya.
"Selamat kepada Indonesia yang sukses maju ke final. Saya akui, tadi saya salah menerapkan strategi," kata Norio usai pertandingan di Gelora Delta Sidoarjo,
"Tapi saya malu mengatakan kesalahan ini. Biarlah ini menjadi privasi buat saya dan tim," lanjutnya.
Entah karena agak “keder” ketika melawan Timnas U19 Indonesia yang pada pertandingan semi final tersebut seolah-olah menjelma menjadi Barcelona dengan tiki-taka ala Indonesia, memang terlihat jika pelatih Timor “memarkir bus – istilahnya” menumpuk sebagian besar pemain di daerah gawangnya. Sehingga para pemain Indonesia meski memiliki banyak sekali peluang, cukup kesulitan untuk menceploskan gol ke gawangnya.

Saat di training camp para pemain bahkan sampai tidak berani menelepon orang tuanya. 

Ini terungkap ketika Indra Sjafri, pelatih Timnas U19 membeberkannya. Indra menceritakan, para pemainnya tiba-tiba tidak ingin berbicara dengan orang tuanya lewat telepon. Padahal Indra sendiri tidak pernah membatasi para anak asuhnya dan memberi keleluasan kepada para pemainnya untuk bertemu dengan keluarga. Sebab Indra tahu mengelola pemain belia bukan urusan yang gampang. Karena sebagai pemain yang masih belia, mereka begitu terikat dengan keluarga.
Banyak ditemui kasus pemain gagal bersinar hanya karena alasan sederhana, yaitu rindu keluarga. Tetapi anak asuhnya memang benar-benar tidak ingin melakukannya.
Alasannya : mereka tidak ingin mendengar ibunya menangis karena rindu.
“Saya tidak mau. Pasti ibu saya menangis,” ujar Indra mengulangi kalimat anak asuhannya.
Lalu atas inisiatifnya, Indra kemudian mengajak para pemain berjalan-jalan ke Candi Borobudur bersama para staf pelatihnya.

Dokter Timnas ternyata mempunyai resep khusus untuk pemain Timnas U19 

Sempat muncul kekhawatiran menjelang pertandingan semifinal. Yaitu ketahanan stamina bertanding seluruh pemain. Dibandingkan Timor Leste, Indonesia bermain lima kali pada penyisihan grup B. Faktor lain, mereka memiliki waktu istirahat satu hari lebih lama dibandingkan Indonesia. Namun dokter Timnas Indonesia senior Syarif Alwi Maruapey yakin jika seluruh pemain akan fit menjelang semifinal Piala AFF U-19 melawan Timor Leste.
Ternyata ia memiliki resep khusus untuk mengembalikan kebugaran stamina pemain.
Ketika ditanya : "Apa itu? Rahasia, jawabnya.
Tetapi hal ini memang terbukti jika pada akhirnya, stamina para pemain Timnas U19 dapat mengatasi Timor Leste yang bermain mengejutkan dan cemerlang pada pertandingan-pertandingan sebelumnya.

Spanduk “dukungan” bertuliskan “Balaskan Dendam Anang” dikibarkan suporter 

Ada–ada saja ulah dan cara unik diperlihatkan oleh suporter tuan rumah saat memberikan dukungan kepada Timnas U-19 ketika menghadapi Timor Leste di semifinal Piala AFF U-19 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Tidak hanya memenuhi stadion dengan lautan spanduk dukungan terhadap Timnas, ternyata terlihat dari salah satu kerumunan suporter yang membawa spanduk unik bertuliskan “Balaskan Dendam Anang”.
Seperti diketahui, Anang Hermansyah dikabarkan sempat berseteru dengan Raul Lemos, pengusaha asal Timor Leste. Raul Lemos diduga sebagai perusak rumah tangga Anang dengan Diva musik Indonesia, Krisdayanti. Salah satu Stasiun TV swasta yang meliput pertandingan tersebut sempat juga menyorot langsung spanduk unik tersebut.
Entah karena spanduk dukungan yang menggelora atau ditambah spanduk “balas dendam” tersebut, akhirnya Timnas U-19 memastikan lolos ke babak final Piala AFF U-19 setelah membungkam Timor Leste dengan skor 2-0 langsung.

Assiten Pelatih gatal kakinya ketika Anak asuhnya bermain

Nama yang muncul sebagai asisten pelatih kepala, salah satunya adalah Eko Purjianto. Nama ini sudah tidak asing lagi bagi persepakbolaan Indonesia. Karena ia jebolan Timnas Primavera dan moncer saat menjadi pemain. Ia juga langganan masuk Timnas Senior Indonesia.
Sebagai staf kepelatihan ia menyatakan tentu sangat bangga dengan prestasi yang dicapai anak-anak asuhannya. Namun uniknya juga, kakinya selalu gatal karena ingin menendang bola saat Evan Dimas bertanding.

Penjaga gawang Ravi Murdianto jadi rebutan Polwan cantik 

Kemenangan Timnas atas Timor Leste membawa “berkah” tersendiri. Saat akan meninggalkan ruang ganti setelah mengalahkan Timor Leste, penjaga gawang Ravi Murdiyanto tiba-tiba ditarik oleh sekumpulan Polwan. Bukan untuk ditilang. Rupanya para polwan itu telah menunggunya sekitar 15 menit di luar ruang ganti.
Begitu Ravi sukses ditarik, polwan-polwan muda itu langsung mengerumuninya untuk berfoto bersama. Ravi pun terlihat kikuk, tak sanggup tersenyum.
"Saya ingin anak laki-laki. Semoga saja bisa seperti dia (Ravi). Dia ganteng," tutur seorang polwan

Evan Dimas Laku Keras 

Selama masa pertandingan Timnas menginap di Sun Hotel, Sidoarjo. Karena kecemerlangan permainan dan gol-gol yang telah dibuatnya, Evan Dimas lalu menjadi sorotan dan pusat perhatian. Tidak hanya popular di kalangan pendukung di seluruh Indonesia, Evan Dimas juga laku keras di kalangan karyawan hotel, tempatnya menginap.
Mereka berusaha untuk dapat berfoto dengannya dan dilayani dengan senang hati. Tidak hanya "laku keras" di kalangan karyawan hotel. Sejumlah wartawan juga hilir-mudik ke hotel untuk mewawancarai pemuda 18 tahun ini.

Maldini ternyata pernah dilatih oleh ayahnya sendiri 

Salah satu pemain yang bersinar dalam AFF adalah Maldini. Aksi-aksi beraninya meliuk-liuk dan menusuk dari sektor sayap berhasil mencuri perhatian penonton dan pendukung Timnas.
Uniknya sebelum sempat bergabung dengan Deportivo Indonesia, yang melatihnya ternyata ayahnya sendiri. "Ayahnya dulu pemain di kampung. Dia yang melatih Maldini," kata Esther, ibu Maldini yang datang dari Mamuju, Sulawesi Barat, untuk melihat Maldini bertanding.

Saking kepincutnya, bocah kelas 4 SD nekat buru tanda tangan Evan Dimas dan Ilham Udin

Lajunya Timnas dan kepopuleran para pemainnya ternyata juga memunculkan spirit dan motivasi tersendiri bagi pecintanya. Saga, salah satunya. Bocah kelas 4 SD ini ditemani ayah dan ibunya nekat berkunjung ke hotel tempat timnas menginap. Ia datang lengkap dengan kaus merah Indonesia, sepatu futsal, dan tas punggung. Di dalam tas punggung itu Saga sudah menyiapkan sebuah spidol untuk mendapat tanda tangan pemain-pemain Garuda Muda.
"Aku ingin bertemu Evan Dimas dan Ilham Udin," tutur Saga polos, seperti dikutip dari TribunNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar