Selasa, 11 Februari 2014

Melahirkan Tanpa Terasa Sakit ? Ini Salah Satu Caranya


Bagi seorang wanita bisa menjalani sebuah proses kelahiran merupakan suatu hal yang dinantikan dan juga membanggakan. Suatu hal yang dinantikan, sebab tidak akan lama lagi ia akan mendapatkan titipan anugerah yang tiada bandingnya. Membanggakan, sebab dengan menjalani sebuah proses melahirkan ( secara alami ) berarti ia telah menjadi seorang wanita seutuhnya. 
Meski untuk menjalani sebuah proses kelahiran seorang wanita – calon ibu – harus “bertaruh nyawa”. 
Bisa ditanya, betapa seorang calon ibu harus siap dan rela menanggung rasa sakit atau nyeri yang luar biasa – yang terkadang sampai tidak tertahankan – ketika ia harus melahirkan bayinya. 

Untuk alasan ini terkadang beberapa wanita bahkan lebih memilih cara melahirkan yang dianggap aman. Dengan operasi bedah Caesar atau SC, Sectio Caesarea
Meski operasi bedah Caesar ini sebenarnya juga tidak benar-benar aman. 
“Penderitaan” lain yang harus ditanggung seorang ibu akibat operasi caesar akan datang di kemudian hari. Yaitu ketika masa pemulihan dan penyembuhan luka operasi ini yang lebih lama ( per-vaginam ). 
Belum lagi efek jangka panjangnya. 
Sebab, ibu-ibu yang pernah menjalani operasi bedah Caesar kekuatan rahimnya tidak akan bisa menyamai rahim yang masih “utuh” ( tanpa bekas operasi ). 

Itulah sebabnya ibu yang telah melahirkan dengan bedah operasi Caesar baru bisa hamil lagi setelah dua tahun, saat rahim dianggap sudah kuat kembali. Sebab jika dipaksakan ( melahirkan dengan persalinan normal ), kemungkinan terjadi robekan rahim cukup besar. 

Timbulnya rasa nyeri yang dirasakan pada proses persalinan bayi normal disebabkan karena kontraksi rahim serta pembukaan mulut / leher rahim dan bagian bawah rahim ketika kepala janin mulai turun, yang secara medis disebut dengan Kala I atau Kala pembukaan
Selanjutnya, ketika mulut rahim sudah terbuka penuh ( Kala II atau Kala Kelahiran ), rasa nyeri timbul akibat tekanan bayi terhadap struktur penggul diikuti dengan perobekan jalan rahim bagian bawah, peregangan dan pengguntingan daerah perineum ( antara vula dan anus ). 
Rasa nyeri ini terasa sangat tajam dan panas, serta lebih intens dan lebih jelas lokasinya bila dibandingkan dengan Kala I.

Lihat juga :
> Berapakah berat bayi yang normal saat lahir

Timbulnya rasa nyeri tersebut pada akhirnya akan menimbulkan perubahan fisiologis tubuh, berupa peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, perasaan gelisah dan cemas, yang selanjuutnya dapat mengggangu konsentrasi dalam menghadapi proses persalinan itu sendiri. 
Meski dikatakan rasa nyeri tersebut bersifat subyektif, pihak kedokteran tetap mengupayakan untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul. 

Upaya untuk mengurangi rasa nyeri akibat proses persalinan ( secara medis ) ini bahkan telah dilakukan sejak jaman dulu. 
Tercatat pada tahun 1847, Sir James Simpson seorang ahli kebidanan asal Skotlandia berusaha menggunakan Dietil Ether pada persalinan normal di Universitas Edinburgh. Yang selanjutnya Diethyl Ether ini digantikan dengan Chloroform untuk menghindari bau menyengat dan efek mual muntah. 

Pada perkembangan selanjutnya juga dikenal dengan teknik Anastesi dan berbagai jenis obat-obatan analgesia yang digunakan. Lalu diperkenalkan suatu teknik Analgesia Epidural yang dianggap cara yang paling efektif dalam menanggulangi rasa nyeri persalinan. 
Dan kemudian beberapa teknik persalinan yang lainnya. 

Dewasa ini juga berkembang teknik persalinan Analgesia Spinal yang disebut ILA ( Inthrathecal Labor Analgesia ). 
Teknik ini relatif lebih mudah dilaksanakan dan lebih murah dibandingkan dengan operasi bedah Caesar. Dengan teknik ini biaya persalinan dapat dihemat sampai 75 %. 
Pada sebuah penelitian di sebuah rumah sakit terkenal di ibukota, wanita-wanita yang menjalani proses melahirkan secara normal dengan teknik ILA ini menunjukkan bahwa rasa nyeri yang timbul selama proses persalinan dapat diatasi dengan baik. 
Dan yang paling penting adalah, dengan melakukan proses persalinan normal dengan teknik ILA ini tidak menimbulkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan bayi.

Informasi di atas mungkin akan berguna bagi wanita hamil atau calon ibu yang bersiap-siap menjalani proses kelahiran. Terutama bagi calon ibu yang memang mempunyai kendala daya tahan tertentu pada tubuhnya dan atau juga calon ibu yang merasa agak takut terhadap rasa nyeri yang timbul selama proses persalinan normal. Dengan memilih dan menggunakan teknik persalinan ILA ini seorang calon ibu tetap akan bisa menjadi “wanita seutuhnya” dengan menjalani proses kelahiran normal, namun dapat terhindar dari rasa nyeri yang hebat selama persalinan. 
Namun sebelum memilih teknik ILA ini sangat dianjurkan dan lebih bijaksana untuk tetap berkonsultasi secara terperinci dengan dokter kandungan anda terlebih dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar